Jakarta - Lemahnya nilai rupiah berbanding dolar Amerika Syarikat ( AS) memberi kesan negatif terhadap proses pembayaran balik hutang negara. Pembayaran hutang asing sehingga Oktober telah mencapai RM7 billion (161 %) di atas Bajet maksimum 2013 yang berjumlah RM 4.35 billion .
Pemangku Ketua Pengarah Perbendaharaan , Kementerian Kewangan Boediarso Ibrahim berkata rupiah yang semakin lemah akan membuat perbelanjaan faedah yang lebih tinggi, menjadikan pembayaran hutang meningkat terutamanya hutang asing.
" Perbelanjaan faedah tidak boleh dielakkan kerana kejatuhan nilai rupiah. Itulah punca faedah hutang luar negeri kita bertambah, maka menjadi lebih tinggi dari bajet maksimum, " kata beliau di The Royal Heritage Surakarta , Solo, Kamis (14/ 11 / 2013)
Walaubagaimanapun, bayaran balik hutang dalam negara telah mencapai RM 18 billion atau 67.8 % daripada had RM 26 billion dan keseluruhannya jumlah hutang telah bayar baru mencapai RM 25.76 billion atau 80.9 % daripada bajet maksimum RM 31 billion .
" Sehingga akhir Oktober 2012 perbelanjaan faedah adalah kira-kira 69%. Kini ia telah mencapai 80 %. Oleh itu terdapat peningkatan kira-kira 11 %," jelas beliau.
Sehingga akhir tahun ini, ia dianggarkan bahawa jumlah akan terus meningkat. Kerana dolar dianggarkan pada purata Rp10,400/USD atau lebih tinggi daripada yang diunjurkan dalam bajet 2013 yang ketika itu bernilai Rp 9,600/USD. - Detik.com
Jakarta -Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak buruk pada pembayaran kewajiban utang negara. Tercatat pembayaran utang luar negeri hingga Oktober sudah mencapai Rp 25,4 triliun (161%) atau di atas pagu APBN P 2013 yang sebesar Rp 15,8 triliun.
Plt Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Boediarso Wibowo mengatakan pelemahan rupiah akan membuat beban bunga semakin tinggi. Sehingga pembayaran utang pun juga akan meningkat. Terutama utang luar negeri.
"Beban bunga ini tidak bisa dihindari karena depresiasi rupiah. Itu yang menyebabkan bunga utang luar negeri kita meningkat , sehingga itu ada pelampauan dari pagunya," ujarnya di The Royal Surakarta Heritage, Solo, Kamis (14/11/2013)
Sementara itu pembayaran utang dalam negeri sudah mencapai Rp 65 triliun atau 67,8% dari pagu yang sebesar Rp 96,8%. Secara total pembayaran kewajiban utang sudah mencapai Rp 91 triliun atau 80,9% dari pagu Rp 112,5 triliun.
"Realisasi sampai akhir Oktober 2012 beban bunga itu sekitar 69%. sekarang itu sudah mencapai 80%. Dengan demikian ada peningkatan sekitar 11%," terangnya.
Hingga akhir tahun, diperkirakan angka tersebut akan terus meningkat. Sebab rupiah diperkirakan mencapai rata-rata Rp 10.400/US$ atau lebih tinggi dari asumsi makro pada APBN P 2013 yang sebesar Rp 9.600/US$.
Pemangku Ketua Pengarah Perbendaharaan , Kementerian Kewangan Boediarso Ibrahim berkata rupiah yang semakin lemah akan membuat perbelanjaan faedah yang lebih tinggi, menjadikan pembayaran hutang meningkat terutamanya hutang asing.
" Perbelanjaan faedah tidak boleh dielakkan kerana kejatuhan nilai rupiah. Itulah punca faedah hutang luar negeri kita bertambah, maka menjadi lebih tinggi dari bajet maksimum, " kata beliau di The Royal Heritage Surakarta , Solo, Kamis (14/ 11 / 2013)
Walaubagaimanapun, bayaran balik hutang dalam negara telah mencapai RM 18 billion atau 67.8 % daripada had RM 26 billion dan keseluruhannya jumlah hutang telah bayar baru mencapai RM 25.76 billion atau 80.9 % daripada bajet maksimum RM 31 billion .
" Sehingga akhir Oktober 2012 perbelanjaan faedah adalah kira-kira 69%. Kini ia telah mencapai 80 %. Oleh itu terdapat peningkatan kira-kira 11 %," jelas beliau.
Sehingga akhir tahun ini, ia dianggarkan bahawa jumlah akan terus meningkat. Kerana dolar dianggarkan pada purata Rp10,400/USD atau lebih tinggi daripada yang diunjurkan dalam bajet 2013 yang ketika itu bernilai Rp 9,600/USD. - Detik.com
Foto : The President Post
Rupiah Jeblok, Bunga Utang RI Membengkak
Kamis, 14/11/2013 13:28 WIB
Plt Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Boediarso Wibowo mengatakan pelemahan rupiah akan membuat beban bunga semakin tinggi. Sehingga pembayaran utang pun juga akan meningkat. Terutama utang luar negeri.
"Beban bunga ini tidak bisa dihindari karena depresiasi rupiah. Itu yang menyebabkan bunga utang luar negeri kita meningkat , sehingga itu ada pelampauan dari pagunya," ujarnya di The Royal Surakarta Heritage, Solo, Kamis (14/11/2013)
Sementara itu pembayaran utang dalam negeri sudah mencapai Rp 65 triliun atau 67,8% dari pagu yang sebesar Rp 96,8%. Secara total pembayaran kewajiban utang sudah mencapai Rp 91 triliun atau 80,9% dari pagu Rp 112,5 triliun.
"Realisasi sampai akhir Oktober 2012 beban bunga itu sekitar 69%. sekarang itu sudah mencapai 80%. Dengan demikian ada peningkatan sekitar 11%," terangnya.
Hingga akhir tahun, diperkirakan angka tersebut akan terus meningkat. Sebab rupiah diperkirakan mencapai rata-rata Rp 10.400/US$ atau lebih tinggi dari asumsi makro pada APBN P 2013 yang sebesar Rp 9.600/US$.
No comments:
Post a Comment