Wednesday 13 November 2013

Bunuh petinggi depag Pahang, pria mengaku tuhan jadi buronan kepolisian Malaysia



Pengadilan Rendah Syariah Kuantan hari ini mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Harun Mat Saat , atau dikenal sebagai "Tuhan Harun" setelah ketua kelompok ajaran sesat itu gagal hadir buat kali kedua untuk proses manajemen kasusnya kemarin .

Harun , 47 , yang menghadapi 10 tuduhan berdasarkan Enakmen Administrasi Agama Islam dan Adat Resam Melayu Pahang 1982 , juga gagal hadir pada sebutan pertama kasusnya , 20 Agustus lalu .
Hakim Syarie Abdul Wahid Md Ali Al - Fakwie mengeluarkan surat perintah itu setelah permohonan diajukan Jaksa Agung Syarie negeri Salehuddin Ab Manaf .

Pada 24 April lalu , Harun didakwa atas satu tuduhan di Pengadilan Tinggi Syariah dan 10 tuduhan di Pengadilan Rendah Syariah termasuk menyebarkan ajaran sesat dan menghina agama Islam dengan mengaku sebagai tuhan .

Terdakwa yang tidak mengaku bersalah terhadap semua tuduhan dibebaskan dengan jaminan RM15 , 000 (Rp54,2 juta) bersama dua penjamin .

Sementara itu , Kepala Polisi Pahang Datuk Shariffuddin Abdul Ghani ketika dihubungi menegaskan tentang perintah penangkapan itu dan mengatakan polisi akan membantu Departemen Agama Islam Pahang ( JAIP ) mendeteksi Harun dan para pengikutnya yang kini dipercaya sedang bersembunyi .

Kelompok ajaran sesat Tuhan Harun kini diburu untuk membantu polisi dalam penyelidikan kasus bunuh Ketua Otoritas Agama JAIP Ahmad Raffli Abdul Malik , 49 , Minggu lalu .

Ahmad Raffli atau dikenal sebagai Ustaz Raffli , mati setelah terkena tembakan di dada kanan dan tenggorokan yang dilepaskan seorang dari tiga tersangka yang tidak dikenal .

Shariffuddin mengatakan sejauh ini hanya dua dari 31 pengikut kelompok Tuhan Harun yang telah menyerah diri dan pernyataan mereka telah direkam .

" Saya harap 29 lagi pengikut kelompok ini akan turut serah diri seperti yang diminta oleh Inspektur Jenderal Tan Sri Khalid Abu Bakar untuk membantu penyelidikan kasus tersebut , " katanya .

Namun , katanya , kedua anggota kelompok yang menyerah diri itu gagal mengecam tersangka pertama kasus tembak tersebut .

Dikenal sebagai seorang penegak agama yang tegas , Ustaz Raffli terpercaya menangani dua kasus pidana syariah melibatkan kelompok ajaran sesat Tuhan Harun dan gerakan Syiah di Pahang . - BERNAMA

Mahkamah keluar waran tangkap terhadap 'Tuhan Harun'


KUANTAN 13 Nov. - Mahkamah Rendah Syariah Kuantan hari ini mengeluarkan waran tangkap terhadap Harun Mat Saat, atau dikenali sebagai ’Tuhan Harun’ selepas ketua kumpulan ajaran sesat itu gagal hadir buat kali kedua untuk proses pengurusan kesnya semalam.

Harun, 47, yang menghadapi 10 pertuduhan mengikut Enakmen Pentadbiran Agama Islam dan Adat Resam Melayu Pahang 1982, juga gagal hadir pada sebutan pertama kesnya, 20 Ogos lepas.
Hakim Syarie Abdul Wahid Md Ali Al-Fakwie mengeluarkan waran itu selepas permohonan dikemukakan Ketua Pendakwa Syarie negeri Salehuddin Ab Manaf.

Pada 24 April lepas, Harun didakwa atas satu pertuduhan di Mahkamah Tinggi Syariah dan 10 pertuduhan di Mahkamah Rendah Syariah termasuk menyebarkan ajaran sesat dan menghina agama Islam dengan mengaku sebagai tuhan.

Tertuduh yang tidak mengaku bersalah terhadap semua pertuduhan dibebaskan dengan ikat jamin RM15,000 bersama dua penjamin.

Sementara itu, Ketua Polis Pahang Datuk Shariffuddin Abdul Ghani ketika dihubungi mengesahkan mengenai waran tangkap itu dan berkata polis akan membantu Jabatan Agama Islam Pahang (JAIP) mengesan Harun dan para pengikutnya yang kini dipercayai sedang bersembunyi.

Kumpulan ajaran sesat Tuhan Harun kini diburu bagi membantu pihak polis dalam siasatan kes bunuh Ketua Penguatkuasa Agama JAIP Ahmad Raffli Abdul Malik, 49, Ahad lepas.


Ahmad Raffli atau dikenali sebagai Ustaz Raffli, mati selepas terkena tembakan di dada kanan dan kerongkong yang dilepaskan seorang daripada tiga suspek yang tidak dikenali.

Shariffuddin berkata setakat ini hanya dua daripada 31 pengikut kumpulan Tuhan Harun yang telah menyerah diri dan kenyataan mereka telah direkodkan.

"Saya harap 29 lagi pengikut kumpulan ini akan turut serah diri seperti yang diminta oleh Ketua Polis Negara Tan Sri Khalid Abu Bakar bagi membantu siasatan kes berkenaan," katanya.

Bagaimanapun, katanya, kedua-dua anggota kumpulan yang menyerah diri itu gagal mengecam suspek pertama kes tembak berkenaan.

Dikenali sebagai seorang penguatkuasa agama yang tegas, Ustaz Raffli dipercayai mengendalikan dua kes jenayah syariah melibatkan kumpulan ajaran sesat Tuhan Harun dan gerakan Syiah di Pahang. - BERNAMA


Artikel Penuh: http://www.utusan.com.my/utusan/Mahkamah/20131113/ma_14/Mahkamah-keluar-waran-tangkap-terhadap-Tuhan-Harun#ixzz2kXIJjPq7
© Utusan Melayu (M) Bhd 

Soal Pengolahan Limbah, Jakarta Kalah dengan Malaysia


Rabu, 13/11/2013 11:46 WIB

Buruknya Sistem Sanitasi Jakarta

Ropesta Sitorus - detikNews


Jakarta - Pengolahan air limbah di Jakarta masih sangat buruk. Predikat sebagai kota metropolitan yang juga Ibu Kota Negara, ternyata tak membuat kota ini bebas dari masalah buurukntya sistem sanitasi. Saking minimnya, Jakarta ada di urutan paling belakang bila dibandingkan dengan Negara-negara tetangga dalam hal pengolahan limbah.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengakui pengolahan air limbah di Ibu Kota baru melayani sekitar tiga persen wilayahnya. “Dibandingkan Negara lain seperti Malaysia saja sudah 60 persen, Singapura sudah hampir 100 persen,” kata mantan Wali Kota Surakarta itu usai bertemu dengan Komisi VII DPR RI di Balai Kota, akhir Oktober lalu. 

Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Sanitasi Lingkungan BPLHD, Andono Warih membenarkan pernyataan Jokowi itu. Menurut dia saat ini jaringan perpipaan air bersih di Jakarta baru sekitar 3 persen. Angka ini tentu belum bisa melayani seluruh warga.



Air limbah di Jakarta, baik dari rumah tangga maupun perusahaan mapan seperti hotel, rumah sakit, perkantoran, dan mal masih belum terkelola dengan baik. Selama ini limbah di Jakarta diolah di instalasi pengolahan limbah PD PAL dengan menggunakan pipa di waduk Setiabudi, Jakarta Selatan. 

Ada juga sistem pengolahan limbah setempat, yakni dengan menggunakan metode septic tank untuk rumah tangga, dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri untuk industri, perkantoran, pusat perbelajaan, dan rumah sakit.

Menurut Andono, saat ini hampir 70 persen warga Jakarta telah menggunakan septic tank. Namun masih ada sekitar 11 persen limbah rumah tangga dari slum area, yang langsung dibuang ke lingkungan tanpa diolah sama sekali. 

“Kita akui saudara kita di daerah yang padat itu, sekedar MCK Saja masih berbagi, bahkan ada yang langsung buang ke sungai,” kata Andono kepada detikcom, Jumat (8/11) pekan lalu.

Limbah rumah tangga, walau sudah punya septic tank, masih jadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah. “Faktanya rumah tangga itu jadi penyumbang terbesar dan kita masih sangat sedikit menyentuh itu, padahal itu sebenarnya berbahaya juga kalau ditotal jumlah limbah dari 9 juta penduduk yang dibuang begitu saja ke dalam saluran,” kata Andono. 

Dampak pembuangan limbah cair ke sungai, baik dari perusahaan maupun rumah tangga, membuat kondisi pencemaran Jakarta makin tinggi. Dari segi jumlah, dia memberikan gambaran limbah rumah tangga yang dihasilkan per orang mencapai 150 liter per hari. Limbah itu mengandung air sabun, detergen, air kencing, maupun limbah dapur. 

“Jadi kalikan saja kalau penduduk kita 9 juta, itulah yang diolah,” kata Andono. 

DYTM Pengiran Muda Mahkota Brunei Lawat Bank Negara Malaysia


KUALA LUMPUR, MALAYSIA, Selasa, 12 November. - Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah ibni Kebawah Duli Yang Maha Mulia Paduka Seri Baginda Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah, Menteri Kanan di Jabatan Perdana Menteri (JPM) berkenan berangkat ke Bank Negara Malaysia, petang tadi, di sini.

Keberangkatan tiba Duli Yang Teramat Mulia Paduka Seri Pengiran Muda Mahkota Pengiran Muda Haji Al-Muhtadee Billah di Sasana Kijang, Bank Negara Malaysia telah dijunjung oleh Timbalan Gabenor Bank Negara Malaysia, Yang Berbahagia Dato’ Muhammad bin Ibrahim.

Duli Yang Teramat Mulia kemudiannya berkenan menyertai sesi bergambar ramai dan diikuti dengan menandatangani Buku Lawatan sebelum berangkat mengadakan lawatan ke Muzium dan Galeri Lukisan di Sasana Kijang, Bank Negara Malaysia.

Di Bilik Mesyuarat Eksekutif, Tingkat 5, DYTM berkenan mendengar sembah taklimat mengenai ‘Kewangan Islam’.

DYTM juga mendengar sembah taklimat mengenai ‘Greater KL Valley Initiatives’ oleh PEMANDU yang disembahkan oleh Pengarah Greater KL Valley Initiatives, Yang Berbahagia Dato’ Ahmad Suhaili bin Idrus.
Taklimat mengenai Kampong Bharu Regeneration Initiatives  Perbadanan Pembangunan Kampong Bharu (PKB) telah disembahkan oleh Ketua Pegawai Eksekutif, Perbadanan Pembangunan Kampong Bharu, Haji Naharuddin bin Abdullah.

Turut hadir semasa Sembah Taklimat Kampong Bharu ialah Menteri Wilayah Persekutuan, Yang Berhormat Dato Seri Tengku Adnan Tengku Mansor.

Mengiringi keberangkatan DYTM ialah Timbalan Menteri Pengangkutan Malaysia, Yang Berhormat Datuk Abd. Aziz Kaprawi.

Juga mengiringi keberangkatan ialah Menteri Pembangunan, Yang Berhormat Pehin Orang Kaya Indera Pahlawan Dato Seri Setia Awang Haji Suyoi bin Haji Osman; Menteri Kewangan II (Kedua) di JPM, Yang Berhormat Pehin Orang Kaya Laila Setia Dato Seri Setia Awang Haji Abdul Rahman bin Haji Ibrahim; dan Timbalan Menteri di JPM, Yang Mulia Dato Paduka Awang Haji Ali bin Haji Apong. - Pelita Brunei

8 maut dinding gudang runtuh ketika rebut beras di Tacloban, Filipina



8 orang maut apabila dinding sebuah gudang runtuh lalu menimpa mereka ketika orang ramai menyerbu sebuah gudang beras di Tacloban, Filipina - bandar yang musnah akibat Taufan Heiyan Yolanda Jumaat lalu, untuk melarikan kampit-kampit beras.

" Dinding gudang runtuh dan menimpa 8 orang membuatkan mereka mati serta-merta " kata seorang pegawai Filipina, Rex Estoperez dipetik dari AFP , Rabu 13/11/2013.

Ketika kejadian, polis dan tentera menjaga gudang yang terletak di Alangalang, kira-kira 17 km dari Tacloban namun tidak mampu berbuat apa-apa kerana kerumunan orang yang terlalu ramai.

Menurut Estoperez, orang ramai berjaya melarikan 10,000 kampit beras. "Tentu mereka ramai sekali sebab mampu melarikan kampit beras sebanyak itu," ungkap jurucakap Lembaga Pemakanan Kebangsaan, badan kerajaan yang mengawal perdagangan beras.

"Staf kami ada di sana tapi tak mampu berbuat apa-apa" tambah Estoperez.

Bandar Tacloban di Leyte adalah bandar paling teruk kerosakannya disebabkan Taufan Heiyan yang melanda Filipina Jumaat lalu. Dilaporkan taufan tersebut telah membunuh 10,000 orang di bandar Tacloban sahaja.

Taufan ganas ini juga membuatkan 660,000 orang hilang tempat tinggal. Mangsa yang terselamat kekurangan bekalan makanan, air dan ubat-ubatan. Pun begitu, banyak pihak terutamanya dari dunia antarabangsa termasuk PBB dan Amerika Syarikat telah menyalurkan bantuan ke Filipina. - Detik.com


Rabu, 13/11/2013 13:11 WIB

Massa Korban Topan Haiyan Serbu Gudang Beras, 8 Orang Tewas

Rita Uli Hutapea - detikNews

Manila, - Tragis! Delapan orang tewas ketika massa menyerbu sebuah gudang beras di dekat kota Tacloban, Filipina. Mereka adalah warga yang selamat dari Topan Haiyan yang meluluh-lantakkan sebagian wilayah Filipina.

"Tembok gudang kami ambruk dan delapan orang tertimpa dan tewas seketika," kata seorang pejabat Filipina, Rex Estoperez seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (13/11/2013).



Saat kejadian, aparat polisi dan tentara menjagai gudang yang terletak di kota Alangalang, sekitar 17 kilometer dari Tacloban itu. Namun aparat kewalahan menghadapi massa yang begitu banyak.

Menurut Estoperez, massa berhasil membawa kabur sekitar 10 ribu karung beras. "Mereka pasti begitu banyak karena bisa membawa begitu banyak karung beras," tutur juru bicara Otoritas Pangan Nasional, badan pemerintah yang menangani perdagangan beras.


"Staf kami juga berada di sana namun mereka tak bisa berbuat apa-apa," imbuh Estoperez.


Kota Tacloban di Leyte adalah yang paling parah kerusakannya akibat topan Haiyan yang menerjang Filipina sejak Jumat (8/11) lalu. Dilaporkan topan tersebut telah merenggut lebih dari 10 ribu nyawa di wilayah Tacloban sendiri. 


Topan dahsyat ini juga membuat sekitar 660 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Banyak korban selamat yang kekurangan pangan, air dan juga obat-obatan. Namun demikian, banyak pihak terutama dari dunia internasional, termasuk PBB dan Amerika Serikat yang telah menyalurkan bantuan ke Filipina.

Sudah empat tahun kampung-kampung di sempadan Sarawak - Kalimantan Barat mengguna bekalan elektrik dari Malaysia


Jakarta - Pembelian elektrik dari Malaysia telah dibuat oleh Indonesia di kawasan sempadan Kalimantan Barat sejak 4 tahun lalu. Menurut Pengarah PLN Nur Pamudji berkata kampung-kampung di sempadan Kalimantan Barat  dan Sarawak telah mendapat bekalan elektrik dari Sarawak sejak 4 tahun lalu.

Dia menyebut alasannya adalah kerana elektrik dari Malaysia lebih murah manakala elektrik dari dalam negara Indonesia sendiri agak mahal kerana dijana dengan janakuasa diesel.

PLN telah membeli elektrik tersebut dari badan elektrik Sarawak untuk diagih kepada pengguna dengan harga yang murah namun Indonesia menggapnya hanya sementara kerana stesen janakuasa baru sedang dalam pembinaan.

Sudah 4 Tahun RI Impor Listrik dari Malaysia Untuk Perbatasan Kalbar

Rista Rama Dhany - detikfinance
Selasa, 12/11/2013 19:34 WIB

Jakarta -Pembelian listrik dari Malaysia sudah dilakukan Indonesia wilayah perbatasan di Kalimantan Barat. Bahkan impor listrik ini sudah dilakukan sejak 4 tahun lalu.

"Desa-desa yang persis di perbatasan Kalbar-Serawak (Malaysia) sudah impor listrik dari Serawak," kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji melalui pesan singkatnya kepada detikFinance, Selasa (12/11/2013).

"Listik di desa-desa perbatasan Kalbar dengan Serawak sudah pakai listrik dari Serawak sejak sekitar 4 tahun lalu," ungkap Nur.

Nur beralasan, impor listrik dari Malaysia tersebut karena biayanya lebih murah daripada PLN harus membangun pembangkit listrik tenaga diesel.

"PLN Kalbar membeli dari Serawak, didistribusikan ke desa-desa tersebut, saya tidak tahun persis berapa harganya, yang jelas lebih mudah dibandingkan diesel," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menjelaskan, impor listrik ini tidak dilakukan selamanya. Karena PLN sedang membangun pembangkit listrik di perbatasan.

"PLTA di sana berlebih (Malaysia). Tinggal dipasang kabel dan mengirim ke sini (Wilayah Indonesia di Kalimantan) sambil kita membangun pembangkit. Itu lebih cepat (membeli)," ucap Dahlan.

Manchester United Buka Sekolah Bolasepak di Malaysia



Bersempena dengan penajaan rasmi Mamee-Double Decker (M) Sdn. Bhd. dan Telekom Malaysia, Manchester United telah mengumumkan pelebaran sayap projek Sekolah Bolasepak nya ke Malaysia. Projek ini akan melibatkan ratusan pemain bola muda di seluruh Malaysia. - ManUtd.com

____________________________

PROYEK MALAYSIA DIPERLUAS 

Dalam hubungannya dengan mitra resmi Mamee - Double Decker ( M ) Sdn . Bhd dan Telekom Malaysia , Manchester United telah mengumumkan perluasan proyek Sekolah Sepakbola di Malaysia . Proyek-proyek ini akan bekerja dengan ratusan pemain muda di seluruh negeri .

Mamee , Mie Partner Resmi Manchester United untuk Asia , Oceania dan Timur Tengah , akan memulai Kejohanan nya Bolasepak PIALA Mamee 1Malaysia pada tanggal 12 November. The YR1M Foundation dan PIALA Mamee 1Malaysia Football Tournament akan bekerja dengan pemain muda di wilayah tersebut , terutama menargetkan remaja berumur 17-19 . Turnamen ini akan melihat 1.680 pemain bersaing di 80 tim , dengan 10 tim mencapai Grand Final di Kuala Lumpar .

Diselenggarakan oleh Yayasan Rakyat 1Malaysia , dalam kemitraan dengan Mamee dan Manchester United , turnamen bertujuan untuk menumbuhkan persatuan nasional dan mempromosikan gaya hidup aktif di Malaysia muda melalui sepak bola. Sementara turnamen ini , Mamee akan menjalankan program tambahan untuk mendidik , memotivasi dan menginspirasi orang-orang muda , sejalan dengan nilai-nilai Yayasan Manchester United . Ini akan mencakup lokakarya pada kerja tim dan proyek keterlibatan pemuda.

Pada hari Rabu 13 November , Telekom Malaysia , yang resmi Mitra Telekomunikasi Terpadu untuk Manchester United di Malaysia , meluncurkan musim ketiga Program MENCARI RAMLI untuk pemain pemula  13 - 16 tahun . Selama periode 3-4 bulan , remaja akan bersaing dalam tes keterampilan dan pertandingan lima sebelah dengan harapan mencapai akhir proyek di Kuala Lumpur .

Enam peserta beruntung maka akan memenangkan kunjungan ke Inggris untuk berlatih bersama anggota Manchester United tim pertama . Telekom Malaysia tahun ini telah menambahkan elemen baru dengan juri tamu Andy Ansah , koreografer sepak bola terkenal, untuk menempatkan peserta melalui langkah mereka . -ManUtd.com

12/11/2013 09:00, Report by Communications Department

Malaysian project expanded

In conjunction with official partners Mamee-Double Decker (M) Sdn. Bhd. and Telekom Malaysia, Manchester United has announced the expansion of its Soccer Schools projects in Malaysia. These projects will work with hundreds of young footballers across the country. 
Mamee, Official Noodles Partner of Manchester United for Asia, Oceania and the Middle East, will kick off its Kejohanan Bolasepak Piala Mamee 1Malaysia on 12th November. The YR1M Foundation and Piala Mamee 1Malaysia Football Tournament will work with young footballers in the region, predominantly targeting 17-19 year-olds. The tournament will see 1,680 players compete across 80 teams, with the top 10 teams reaching the Grand Finals in Kuala Lumpar. 
Organised by Yayasan Rakyat 1Malaysia, in partnership with Mamee and Manchester United, the tournament aims to foster national unity and promote an active lifestyle in young Malaysians through a passion for football. Alongside this tournament, Mamee will be running additional programmes to educate, motivate and inspire young people, in line with the values of the Manchester United Foundation. This will include workshops on teamwork and youth engagement projects. 
On Wednesday 13th November, Telekom Malaysia, Official Integrated Telecommunications Partner for Manchester United in Malaysia, is launching the third season of its successful Mencari Ramli programme for 13-16 year-old budding footballers. Over a three to four month period, teenagers will compete in skills tests and five-a-side matches with the hope of reaching the project’s final in Kuala Lumpur. 
Six lucky participants will then win a visit to the UK to train with members of the Manchester United first-team. Telekom Malaysia has this year added a new element with guest judge Andy Ansah, famous football choreographer, on hand to put the participants through their paces. 

Opinion on Deutero Malay

DATUK Dr Ananda Kumaraseri's comment piece, "Malaysia reflects its rich varied heritage" (NST, Nov 2), was a fair attempt at describing Malaysia's population and cultural variety, based on ancient history.

Unfortunately, his narration of the past was based on outdated theories and knowledge. There were no "waves" of migration into Southeast Asia, nor did Malays originate from Tibet or southern China, as he mentioned.
Dr Ananda was reading knowledge of the 1930s, basically just archaeological knowledge.
Lots of new evidence in archaeology and linguistics, as well as DNA studies, in Asia more recently have overturned the theories and views about Southeast Asia that originated from the 1930s.
For a round-up of some of the new evidence, refer to the book Tamadun Alam Melayu (by M.A. Ishak 2009, published by Persatuan Sejarah Malaysia).
The picture is now emerging that it was in Southeast Asia that man first began to differentiate and that the races began to emerge in Asia.
This evolution apparently resulted in the emergence of a spectrum of peoples, from darker-skinned Negritos to lighter-skinned ones (Jakuns) and the still lighter-skinned "Malays".
That is to say, the Malay population did not go through the process of being deutero Malays and then proto Malays, as is so commonly mentioned.
What the new evidence seems to suggest is that Malays and Negritos both evolved together in Southeast Asia during prehistoric times.
At that time, southern Southeast Asia was one large block of land which then broke up to form the Malay Archipelago following rises in sea levels three times from 14,000 to 8,000 years ago. (For a comprehensive account of the sea floods and its significance in the history of Southeast Asia, please refer to the book Eden in the East by Stephen Oppenheimer, 2001).
Some of the people who arrived in Southeast Asia from Africa (about 60,000 to 80,000 years ago) did not stay in Southeast Asia long and moved on without going through the process of early differentiation in Southeast Asia. They became the aboriginal peoples of Papua New Guinea and Australia as we know them today.
Some others continued moving northwards instead and they differentiated further and became Tibetans, Yuehs, Thais and others, and only much later did the Chinese, Koreans and Japanese emerge.
In other words, human migration was from south to north, and not from north to south as suggested by the theories of the 1930s.
Thus, the Chinese are, in fact, a distant sub-set of Southeast Asians, and not the other way round.
The largest DNA studies conducted by scientists from 10 Asian countries, including Malaysia, China and Singapore, published their findings in December 2009.
They concluded that migration of man in East Asia was from south to north.
The 2009 findings reinforced findings from several earlier but much smaller studies, which also carried the same conclusions.
But much later, migrations of man from north to south in East Asia (and Chinese historical accounts mentioned these events) did take place. These migrations brought Vietnamese, Thais, the people of Myanmar and others into Southeast Asia.
These were thus back-migrations to the south, and these happened because of the pressure of the expanding Chinese population in the north.
But Malays have always been in the southern part of Southeast Asia.
There are no historical accounts, whether in China or wherever, of people who could be identified as Malays migrating south during historical times.
Malays (or, any other present-day Southeast Asians) could not have migrated south from the north earlier, meaning during prehistoric times either, as DNA studies have shown human DNA in Southeast Asia is older than that in China (in other words, human movement could only have been northwards during prehistoric times), and DNA composition in China showed a heavy Southeast Asian content, meaning Southeast Asian origin.
Over time, Malays having flourished as natives of Southeast Asia (alongside the Negritos) from the original migration from Africa and split following the break-up of their homeland -- the southern Southeast Asia land mass -- into the Malay Archipelago.
This resulted in the Malays becoming the population of all the islands of the archipelago. Their land-and-sea environment then caused the ancient Malays to develop a maritime way of life and maritime skills.
Eventually, the Malays sailed right into the Pacific Ocean populating all the islands there (where they are now known as Polynesians and Micronesians), and also to Madagascar across the Indian Ocean.
Malay kinship across these two oceans has been indicated by DNA studies from the 1960s and even earlier linguistic studies.
Their ancient presence in the archipelago led to the development of sub-identities like the Javanese, Bugis and others among the Malay ethnic group, also known as Malayo-Polynesian.
It is wrong, therefore, to suggest that Javanese or Bugis, for instance, are immigrant people in Malaysia, as all these people are mere sub-ethnic groups of a larger ethnic family, all inheriting a single common and extensive ancient homeland.
Thus, to get our prehistory and history right based on the new knowledge, Malays are the ancient ancestral people of southern Southeast Asia.
They did not migrate from anywhere else in Asia. The whole archipelago that resulted from the break-up of the original land mass of southern Southeast Asia was their original homeland and they kept sailing to and fro within the archipelago, even until present days.
The high cultural and linguistic diversity in the Malay Archipelago (despite being occupied by only one language family) is further proof of the Malays' ancient presence as linguistics theory suggests the more ancient a people are, the more they generate linguistic diversity.
Linguistic diversity among Malays in the archipelago is, in fact, the highest in the whole of Asia, thus pointing to their very ancient presence.
It is this ancient Malay population that is at the base of the country that we now call Malaysia.
Dr Ananda was right in suggesting that Malaysia's past shaped the "thinking, attitudes, ethos and the nature and substance of its statecraft".
Diversity is nothing new to the archipelago or to Malaysia, even before the arrivals of Chinese and Indians during very recent historical times.
I look forward to the revision of our school history books to keep abreast of the new evidence.
A.I, Kuala Lumpur
New evidence seems to suggest that Malays and Negritos both evolved together in Southeast Asia in prehistoric times.



Read more: MALAY ORIGINS: Evidence suggests otherwise - Letters to the Editor - New Straits Times http://www.nst.com.my/opinion/letters-to-the-editor/malay-origins-evidence-suggests-otherwise-1.167600#ixzz2kRk1tNxx