Tuesday 12 November 2013

Kehidupan Makin Sukar, Rakyat Indonesia Kembali Mengenang Zaman Soeharto

Meskipun Allahyarham Soeharto, mantan Presiden Indonesia ke 2 dari tahun 1965 - 1998 dijatuhkan oleh golongan pro-reformasi melalui kekacauan pada tahun 1997 dan 1998, beliau hari ini semakin dikenang sebagai pemimpin yang memerintah dengan cemerlang dalam memastikan rakyat Indonesia hidup dalam keselamatan, ketenteraman malah cukup makan pakai apabila inflasi terkawal melalui dasar-dasarnya yang memastikan harga-harga bahan makanan terjangkau oleh semua golongan rakyat.

Soeharto juga, yang pada awal zaman pemerintahannya, menguatkuasakan dasar asimilasi yang menyaksikan pendatang Cina warga Indonesia perlu meninggalkan budaya mereka dan menggunakan nama keIndonesiaan, dianggap sebagai satu-satunya pemimpin yang berjaya membawa negara tersebut duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan negara tetangga mereka Malaysia di zaman Indonesia turut dijoloki Harimau Ekononomi untuk Asia.

Malang sekali, 15 tahun selepas zaman reformasinya, rakyat Indonesia kebanyakannya sudah tidak lagi senang dengan demokrasi yang mereka nilai telah keterlaluan, tidak menguntungkan, pemimpin tidak menjaga rakyat dan rakyat semakin tertekan dengan kenaikan harga barang makan.

Menurut seorang pemandu teksi di Jakarta yang ditemubual penulis, korupsi yang diamalkan Suharto boleh dimaafkan kerana akhirnya kekorupsian itu diguna membantu memastikan rakyat dapat hidup selesa dan negara menjadi maju - tidak seperti hari ini, di zaman reformasi - korupsi yang diamalkan pemimpin, hanya untuk mengisi tembolok sendiri tanpa memikirkan rakyat.

Akibatnya, Soeharto dikenang dengan kalimat popularnya ' Penak jaman ku to ' atau ' Best lagi zaman aku dulu..'. Baju T Soeharto pula semakin laris di Blok M Square. - TDM


Selasa, 12/11/2013 11:08 WIB

Tren Penak Jamanku To...?

Kaus Soeharto 'Penak Jamanku To...?' Kalahkan Jokowi

Hardani Triyoga,Idham Khalid - detikNews

Jakarta - Fandi (26) beranjak dari duduknya, Minggu (10/10) malam. Dua calon pembeli mendatangi lapak baju kaus yang ia gelar di pinggir jalan, di dekat gerbang pintu masuk Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 

Tidak banyak kalimat yang ia lontarkan untuk meyakinkan calon pembeli. Ia hanya menjawab saat calon pembeli bertanya tentang harga.

Di lapaknya, Fandi berjualan beraneka kaus seperti kaus bola, kaus bergambar artis dari dalam maupun luar negeri hingga kaus bergambar tokoh Indonesia seperti Joko Widodo (Jokowi), Sukarno, dan Soeharto yang dipajang berderetan.

Ia berjualan kaus bergambar tokoh karena alasan permintaan pasar yang sedang lumayan tinggi. Selain kaus Sukarno, Fandi mengaku baru pada tahun ini berjualan kaus Jokowi dan mantan penguasa Orde Baru, Soeharto dengan harga antara Rp.35 ribu hingga Rp.40 ribu per potong.

"Karena lagi laris, katanya sih lagi musim," kata ayah tiga anak ini saat ditemui detikcom.

No comments: